Friday, October 23, 2015

Parasol Face Suncreen Cream Review

Salah satu hal yang agak saya sesali adalah: tidak memakai krim tabir surya sedari remaja. 

Memang sih, waktu jaman masih sekolah dulu, sebelum keluar rumah saya selalu memakai bedak padat yang mengandung “UV-protection”. Tetapi sepertinya kurang efektif ya? Selain itu, jaman SMP-SMA dulu saya tidak pernah pakai krim-krim kulit. Ke sekolah paling cuma bedak dan deodoran.
Kemudian waktu jaman kuliah, saya mulai pakai krim yang mengandung pemutih, yang biasanya mengandung tabir surya juga. Tapi saya belum sadar kalau pakai tabir surya itu PENTING.
 

Sekarang semakin banyak informasi mengenai pentingnya perlindungan terhadap matahari. Malah dikatakan bahwa, salah satu cara mencegah penuaan dini adalah memakai tabir surya secara teratur dan berulang. Mulai deh saya coba-coba berbagai merek tabir surya.
 

Produk tabir surya yang sudah saya coba:

Untuk saya yang paling penting dari tabir surya adalah:
  • tidak berminyak: karena kalau untuk pemakaian di luar ruangan, krim/lotion/gel yang berminyak sangat tidak nyaman.
  • tidak mahal: karena sebaiknya  harus diulang, jadi pemakaiannya tidak perlu diirit-irit.
Dari produk-produk tabir surya yang saya sebutkan di atas, yang jadi favorit saya adalah: Parasol Face Sunscreen Cream, Parasol Face Sunblock Cream SPF 33, Ristra Suncare SPF 17
 

Tabir surya yang saya pakai sekarang adalah Parasol Face Sunscreen Cream (tube ungu), jadi mari kita bahas:



Tabir surya dalam kemasan berbentuk salep. Untuk kamu yang biasanya tertarik dengan produk dengan kemasan yang “unyu”, mungkin kamu ga akan suka dengan bentuk kemasan ini. Kalau saya sih, tidak masalah. Yang penting isinya!
Berat bersih 20 gram.
Mungil, travel friendly.
Untuk saya termasuk mahal, antara Rp 50.000-60.000 (beli di Century) untuk ukuran 20 gram.





Krim berwarna coklat, tidak berminyak.



Pada kemasannya dikatakan “dapat dipakai sebagai alas make-up yang baik”. Tapi jangan bayangkan fungsinya sama seperti foundation yang bisa menutup noda-noda di wajah dan bikin wajah . 

Ketika diaplikasikan ke wajah, warnanya akan membaur dengan warna asli kulit kita dan sama sekali tidak menutup noda.
Tidak disebutkan besaran SPF atau pun PA-nya. Meskipun demikian, saya sih percaya saja kalau sunscreen ini cukup efektif melindungi wajah. Dijualnya saja di apotek. Hehhehe...Dan kabarnya lagi, dokter kulit banyak merekomendasikan pemakaian Parasol sunscreen. jadi saya percaya aja deh, kalau memang OK.


Sunscreen ini saya gunakan untuk pemakaian sehari-hari, saya pakai tiap pagi sebelum berangkat kerja. Ketika tiba di kantor, saya mengaplikasikan pelembap dengan UV protection. Karena saya bekerja di ruangan ber-AC, saya butuh produk yang lebih melembapkan. Parasol ini lembapnya kurang.
 

Yang saya suka dari Parasol Face Sunscreen Cream:
  • Ukuran kecil, pas kalau mau dibawa travelling 
  • tidak berminyak, pas untuk pemakaian outdoor

Yang saya kurang suka:
  • Termasuk mahal untuk ukuran 20 gram
  • Kurang melembapkan, bukan pilihan yang OK untuk dipakai di daerah iklim kering/dingin ataupun ketika berada di ruangan ber-AC

Meskipun demikian, Parasol Face Sunscreen Cream ini masih termasuk favorit saya karena masih memenuhi kriteria "tidak berminyak" dan "tidak mahal" (masih di bawah Rp 100.000, anggap saja lah tidak mahal). Dan pastinya akan saya beli lagi, selang seling dengan Ristra Suncare SPF 17.


Friday, October 16, 2015

Basmi Komedo dengan The Face Shop White Mud Nose Pack

Salah satu masalah kulit yang paling menyebalkan buat saya adalah komedo. Apalagi waktu saya masih sekolah dan kuliah, hidung saya banyak dihiasi bintik-bintik hitam ini. Kesannya kok saya tuh kotor, jorok, seperti tidak pernah membersihkan muka. Padahal saya  rutin membersihkan muka lho, terutama setelah beraktifitas. Mungkin dulu komedo saya banyak karena:
  • kulit hidung saya berminyak,
  • tinggal di daerah tropis,
  • banyak melakukan kegiatan di luar ruangan sehingga sering terpapar debu dan kotoran,
  • nyaris tidak pernah berada di ruangan ber-AC,
  • menggunakan produk kecantikan yang TIDAK oil-free, atau non-comedogenic.
Demi mengurangi komedo, saya mulai menggunakan produk yang berlabel oil-free atau non-comedogenic, serta membersihkan wajah dengan teratur dan teliti. Setelah lulus kuliah dan bekerja kantoran, saya mulai banyak menghabiskan waktu di ruangan ber-AC, jadi wajah saya tidak terlalu berminyak lagi dan komedo saya mulai TIDAK terlalu tampak. Hore!

Tetapi bukan berarti hidung saya benar-benar bebas komedo. Masih ada sih, cuma tidak separah dulu. Saya tetap membutuhkan produk untuk membasmi komedo.

Inilah yang saya pakai: 


The Face Shop White Mud Nose Pack




Merupakan masker peel off. Mengandung white mud dan ekstrak burdock yang berguna untuk membersihkan pori-pori kulit. 
Berat bersih 50gr, dengan tutup berbentuk ulir.

Teksturnya berupa gel berwana putih, pekat, dan lengket seperti lem.Ketika produk dikeluarkan tercium bau alkohol yang cukup kuat, tapi tidak mengganggu. Ketika dioleskan ke kulit terasa sejuk, mungkin karena efek alkohol itu.



Cara pakai: oleskan ke area hidung dan biarkan selama 10-15 menit. Ketika sudah benar-benar kering, kelupas masker secara perlahan dari arah bawah. Pengelupasan masker biasanya membuat pori-pori kulit terbuka. Akhiri dengan toner.


Peringatan: hanya untuk pemakaian luar, hindari kontak dengan mata dan jauhkan dari jangkauan anak. Hentikan pemakaian bila terjadi iritasi.

Jangan lupa, supaya produk bekerja maksimal, jangan lupa bersihkan wajah, terutama hidung, dan keringkan.
Selain digunakan di daerah hidung saya gunakan juga di bawah hidung area kumis (ga usah ditiru yah..sakit waktu dikelupas!!!) dan dagu tempat lemak lemak kulit bersemayam. Saya biarkan hingga kering, kadang-kadang lebih dari 15 menit. Karena kalau belum kering akan susah dikelupas dan malah meninggalkan sisa produk yang lengket di kulit.



Setelah benar benar kering... ini yang saya tunggu tunggu... Saatnya kelupas masker! Kelupas perlahan-lahan. Setelah terkelupas, amati maskernya. Lihat kotoran, lemak putih dan hitam yang terangkat menempel di masker. Makin banyak lemak dan kotoran yang menempel, saya makin puas!

Ini hasil kelupasannya.
Kalau masih ada sisa masker yang menempel, bersihkan dengan air. Pembersihan komedo di pori-pori kulit dengan masker peel off membuat pori-pori terbuka. Jadi, supaya pori pori kembali "menutup", oleskan toner.

Produk ini lumayan mengurangi jumlah komedo di hidung saya. Saya puas dengan The Face Shop White Mud Nose Pack ini dan lebih suka dengan masker ini dibandingkan pembasmi komedo jenis pore-strip yang banyak beredar di pasaran.

Kalau kamu lebih suka yang mana? Please share!


Thursday, October 8, 2015

Review: Viva Face Tonic Green Tea

Setelah berbulan-bulan melakukan double cleansing yang cuma pakai baby oil/minyak kelapa VCO dilanjutkan milk cleanser/susu pembersih (tanpa facial foam/facial wash), saya mulai tergoda pakai toner. Selain itu, saya pikir toner akan berguna untuk saya setelah melakukan proses pembersihan komedo ataupun setelah scrubbing muka supaya pori-pori kembali menutup.

Setelah browsing ke sana-sini, saya memutuskan untuk membeli Viva Face Tonic Green Tea. Saya pilih Viva Face Tonic Green Tea karena murah dan review-nya juga rata-rata bagus. Viva Face Tonic Green Tea ditujukan untuk pemilik wajah berjerawat. Meskipun saya amat jarang berjerawat, tapi tak ada salahnya memakai toner untuk berjerawat. Produk kulit berjerawat belum tentu membuat kulit kering. Bahkan kulit yang berjerawat harus dijaga jangan sampai kering dan dehidrasi. Yang saya suka dari toner ini adalah tidak mengandung alkohol. Bagus untuk saya yang menghindari produk berkadar alkohol tinggi, karena kulit saya agak kering.

Viva Face Tonic Green Tea, selain mengandung ekstrak teh hijau yang terkenal mengandung anti oksidan, juga mengandung tea trea oil, yang sudah terkenal ampuh membasmi jerawat. Aromanya segar. Kalau diteteskan ke kapas putih terlihat warna hijau samar-samar.


Saya memakai toner ini untuk mengangkat milk cleanser. Caranya, setelah mengoleskan milk cleanser di wajah, kemudian dengan kapas yang sudah ditetesi toner digunakan untuk mengangkat milk cleanser.

Secara keseluruhan saya suka toner ini. Cocok di kulit saya dan tidak membuat iritasi.

Sayangnya, Face Tonic varian ini agak susah ditemukan di supermarket maupun drugstore yang sering saya kunjungi. Saya sudah repurchase produk ini satu kali, dan keduanya saya beli via website Viva (http://www.vivacosmetic.com/). Harga di website Rp 5.950 untuk ukuran 100 ml.

Sumber:
- http://www.vivacosmetic.com/product/det/539/face-tonic-green-tea.html
- Foto koleksi pribadi

Sunday, October 4, 2015

Review: Wardah ChocoAholic Lip Palette


Awalnya saya cuma punya 2 lipstick batangan (Warna merah cabe dan pink) dan 1 lip tint. Yang sering saya pakai yang pink. 

Jadi setiap hari di kantor bibir saya warnanya pink terus. Lama-lama saya bosan, dan berpikir kalau muka saya mulai membosankan untuk dilihat, karena pakai lipstick yang warnanya itu-itu aja. 

Saya mau lipstick warna merah, kecoklatan, dan nude. Tapi kok sayang ya harus beli 3 lipstick. Kalau nanti kadaluwarsa, tiga-tiganya harus dibuang dong? ga rela!

Kemudian saya teringat Wardah Red Perfect Lip Palette yang pernah saya beli untuk Ibu saya. Kenapa tidak saya beli juga untuk saya sendiri? kan asyik tuh kalau tiap hari bisa gonta-ganti warna bibir?!

Akhirnya saya beli deh Wardah ChocoAholic Lip Palette di Guardian Plaza Senayan. Kenapa saya pilih yang ChocoAholic? Karena warna-warnanya sesuai kemauan saya, mulai dari merah, pink, kecoklatan dan nude.

Satu lipstick Wardah harganya mulai dari Rp 32.000-36.000. Sedangkan kalau beli Lip Palette Wardah harganya Rp 60.000 dan bisa dapat 8 warna. Belum lagi dari ke-delapan warna itu bisa dicampur-campur dan menghasilkan warna baru. Hemat!



Kiri-kanan: Wardah Lipstick Exclusive 44 Touch of Red, Wardah Matte Lipstick 09 True Red, Wardah Exclusive Lipstick 26 Mango, Wardah Exclusive Lipstik 41 Charming Red, Wardah Exclusive Lipstick 49 Chestnut, Wardah Matte Lipstick 20 Nudish Peach, Wardah Exclusive Lipstick 48 Rosemary,Wardah Exclusive Lipstick 37 Pink Lovers.    

Berikut swatch-nya di tangan saya:

 

Untuk warna pink, saya paling suka yang ke-empat dari kiri, Wardah Exclusive Lipstik 41 Charming Red. Meskipun diberi nama "Charming red", tapi seperti tampak pada gambar warnanya pink (Saya juga heran kenapa diberi nama "charming red"). 

Warna-warnanya ketika diaplikasi satu per satu sesuai harapan saya, dan terlihat catik di bibir saya. Kecuali warna yang ketiga dari kanan (Wardah Matte Lipstick 20 Nudish Peach), yang kalau saya pakai, menurut Adik saya, membuat saya terlihat seperti orang sakit.

Tapi warna-warna yang lainnya saya suka! Cantik..cantik..cantik...!


Info lengkap untuk rangkaian kosmetik Wardah:
www.wardahbeauty.com
Facebook: facebook.com/wardahbeauty
Twitter: @Wardahbeauty